Minggu, 15 November 2015

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI


Seorang pemuka agama mengunjungi seseorang yang dirawat dirumah sakit. Sesudah berbicara beberapa menit, lalu dia menerangkan bahwa dokter-dokter telah memberitahukannya bahwa si pasien hanya akan hidup antara setengah sampai satu tahun lagi. Selama waktu itu si pasien harus tinggal di rumah sakit. Makin lama makin hebat penderitaan dan perasaan sakitnya. Pasien ini mempunyai uang tabungan untuk istri dan empat orang anaknya. Kalau ia harus tinggal di rumah sakit, tentu uang itu akan habis, bahkan ia kemungkinan akan mempunyai hutang yang besar. Akhirnya ia berkata: "Jika saya tidak meminum obat saya, saya segera akan meninggak dalam waktu satu minggu. Obat yang harus saya minum adalah obat baru. Orang yang sakit seperti saya akan meninggal dengan cepat. Tetapi saya dan keluarga saya harus lama menderita. Kalau saya tidak minum obat tersebut, apakah saya berarti membunuh diri?". Bagaimana pemuka agama itu harus menjawab? Apa yang harus dilakukan pasien itu?

Dalam contoh diatas, dijelaskan bahwa keputusan yang harus diambil pasien diatas menyangkut pertimbangan tentang apa yang benar dan apa yang salah, apa yang baik dan apa yang buruk. Setiap tindakan manusia dalam kehidupan sehari-hari, sesungguhnya didasari oleh keputusan yang diambilnya. Apabila keputusan-keputusan yang diambil merupakan keputusan yang rutin diambil, maka setiap tindakan seolah-olah dilakukan begitu saja secara alami tanpa perlu pertimbangan. Padahal itu tidaklah benar sepenuhnya. Di luar itu, sering kali seseorang dihadapkan pada permasalah yang perlu dipertimbangkan matang-matang sebelum mengambil keputusan. Terutama karena kita mempunyai berbagai keterbatasan. Konsep dasar dalam pengambilan keputusan akan dijelaskan pada tulisan dibawah ini.

A. DEFINISI DAN DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan adalah salah satu tindakan pemilihan alternatif. Pengambilan keputusan sangat berkaitan dengan fungsi manajemen. Misalnya, saat seorang manajer merencanakan, mengelola, dan mengontrol, mereka membuat keputusan tertentu. Pelopor teori manajemen, Fayol dan Urwick, membahas pengambilan keputusan dimana mengenai pengaruhnya pada delegasi dan kewenangan, kemudian Bapak Manajemen - Frederick W Taylor hanya menyinggung metode ilmiah sebagai pendekatan untuk pengambilan keputusan. Pada teori organisasi modern, analisis awal untuk pengambilan keputusan dapat ditelusuri pada Chester Bernard. Dalam The Functions of the Exec, Bernard memberikan analisis mengenai pengambilan keputusan yang menyatakan
"Proses keputusan ... merupakan teknik untuk mempersempit pilihan. " - Chester Bernard
Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan suatu solusi final. Dimana outputnya dapat berupa suatu action (aksi) atau dapat juga berupa suatu opinion terhadap solusi tersebut.

Beberapa ahli mnegemukakan Definisi Pengambilan Keputusan diantaranya:

A. Menurut George R. Terry, pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.

B. Menurut Sondang P. Siagian, pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.

C. Menurut James A. F. Stoner, pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.

Dari beberapa pendapat dan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa suatu pengambilan keputusan adalah suatu cara penerapan ilmu dan teknologi yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat, opini, ataupun solusi yang dapat memberikan penyelesaian suatu masalah dengan menggunakan teknik pemecahan masalah tertentu dan ditujukan untuk dapat diterima semua pihak agar goal organisasi terealisasi.



Menurut George R.Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu :
  1. Intuisi, Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh.
  2. Pengalaman, Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.
  3. Fakta, Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
  4. Wewenang, Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya.
  5. Logika/Rasional, Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
  6. Kejelasan masalah.

Orientasi Tujuan : Kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai.
Pengetahuan Alternatif : Seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya.
Preferensi Yang Jelas : Alternatif bisa diurutkan sesuai criteria.
Hasil Maksimal : Pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal.

B.  JENIS-JENIS KEPUTUSAN ORGANISASI


Dalam perusahaan besar, every single of decision which created by the management sangatlah krusial dan menentukan berhasil atau tidaknya suatu perusahaan mencapai tujuannya. Keputusan-keputusan dalam suatu organisasi terdapat beberapa jenis yang dalam saat tertentu dipakai dalam menentukan keputusan. Jenis keputusan dalam suatu orgaisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut. Keputusan harus dapat melibatkan seluruh elemen dalam organisasi. Baik elemen yang membuat keputusan itu bekerja dan elemen dimana keputusan tersebut diputusan.

Secara garis besar jenis keputusan berdasarkan banyaknya waktu yang diperlukan terbagi menjadi dua bagian yaitu :

  • Keputusan Rutin, Keputusan Rutin adalah Keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang serta biasanya telah dikembangkan untuk mengendalikannya.
  • Keputusan Tidak Rutin, Keputusan tidak Rutin adalah Keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.


Secara umum jenis pengambilan keputusan dapat dikategorikan dalam dua bentuk, yakni keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram (Siagian, 1987:25-26; Salusu, 1996:63).

  • Keputusan Terprogram, Keputusan terprogram adalah tindakan menjatuhkan pilihan yang berlangsung berulang kali dan diambil secara rutin dalam organisasi. Keputusan terprogram biasanya menyangkut pemecahan masalah-masalah yang sifatnya teknis serta tidak memerlukan pengarahan dari tingkat manajemen yang lebih tinggi.
  • Keputusan Tidak Terprogram, Keputusan tidak terprogram muncul sebagai akibat dari suatu situasi di mana ada suatu kemendesakan untuk segera mengambil tindakan dan memecahkan masalah yang timbul. Biasanya keputusan ini bersifat repetitif, tidak terstruktur dan sukar mengenali bentuk, hakekat dan dampaknya.


C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Menurut Terry (1989), faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai berikut:

A. Hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.

B. Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.

C. Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain

D. Jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan.

E. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik.

F. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang  cukup lama.

G. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik.

H. Setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul dan

I. Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.

Kemudian terdapat enam faktor lain yang juga ikut mempengaruhi pengambilan keputusan.

A. Fisik, Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.

B. Emosional, Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.

C. Rasional, Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.

D. Praktikal, Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.

E. Interpersonal, Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.

F. Struktural, Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.

D. IMPLIKASI MANAJERIAL

Teori Managerial Grid
Teori dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jane S. Mouton yang membedakan dua dimensi dalam kepemimpinan, yaitu “concern for people” dan “concern for production”. Pada dasarnya teori managerial grid ini mengenal lima gaya kepemimpinan yang didasarkan atas dua aspek tersebut, yaitu :
  1. Improvised artinya pemimpin menggunakan usaha yang paling sedikit untuk menyelesaikan tugas tertentu dan hal ini dianggap cukup untuk mempertahankan organisasi.
  2. Country Club artinya kepemimpinann didasarkan kepada hubungan informal antara individu artinya perhatian akan kebutuhan individu dengan persahabatan dan menimbulkan suasana organisasi dan tempo kerja yang nyaman dan ramah.
  3. Team yaitu kepemimpinan yang didasarkan bahwa keberhasilan suatu organisasi tergantung kepada hasil kerja sejumlah individu yang penuh dengan pengabdian dan komitmen. Tekanan untama terletak pada kepemimpinan kelompok yang satu sama lain saling memerlukan. Dasar dari kepemimpinan kelompok ini adalah kepercayaan dan penghargaan.
  4. Task artinya pemimpin memandang efisiensi kerja sebagai factor utama keberhasilan organisasi. Penampilan terletak pada penampilan individu dalam organisasi.
  5. Midle Road artinya kepemimpinan yang menekankan pada tingkat keseimbangan antara tugas dan hubungan manusiawi , dengan kata lain kinerja organisasi yang mencukupi dimungkinkan melalui penyeimbangan kebutuhan untuk bekerja dengan memelihara moral individu pada tingkat yang memuaskan.


Komunikasi Organisasi

Dalam system komunikasi organisasi, partisipatif telah menggunakan komunikasi dua arah, yaitu system atau pola komunikasi yang akan menghasilkan umpan balik secara langsung dari komunikan untuk dijadikan evaluasi. Pemimpin akan sering berkomunikasi dengan bawahan dalam merumuskan hal-hal yang dapat dirumuskan dengan bawahan. Hal ini menunjukkan bahwa komuniksai harus berfungsi juga sebagai persuatif dan regulative. Kepemimpinan situasional memungkinkan seorang pemimpin melaksanakan kepemimpinannya sesuai dengan kondisi yang terjadi. Untuk komunikasi satu arah seperti Telling, mengharuskan pemimpin untuk lebih banyak mengarahkan, hal ini dilakukan agar tugas yang dilaksanakan sesuai dengan alur atau tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi satu arah akan mengalami kesulitan dalam menerima umpan balik sebagai evaluasi bagi organisasi. Terkadang dengan komunikasi satu arah, kondisi kerja akan terasa kaku karena bersifat formal.

Dalam kepemimpinan situsional yang dikembangkan menjadi empat bagian, membutuhkan komunikasi karena pada dasarnya kepemimpinan mempengaruhi orang. Dalam kepemimpinn ini, Delegating dengan tugas dan perilaku yang rendah menjdi aspek yang paling disukai apabila bawahan memiliki tingkat kesiapan yang tinggi, karena ada kebebasan dan kepercayaan dari pemimpin untuk berpartisipasi.


DAFTAR PUSTAKA

1.      Ahmad Kurnia, SPd,MM, PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PERILAKU ORGANISASI, http://teknikkepemimpinan.blogspot.com/2013/07/pengambilan-keputusan-dalam-perilaku.html. Diakses pada Minggu, 11 Mei 2014, pukul 08.45 WIB.
2.      Hasal Ismail, BAB 5 dan 6 DEFINISI dan DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN, http://hasanismail25.wordpress.com/2013/05/15/bab-5-dan-6-definisi-dan-dasar-pengambilan-keputusan/. Diakses pada Minggu, 11 Mei 2014, pukul 09.50 WIB.
3.      Stephen P.Robbins. Timothy A.Judge, Perilaku Organisasi, Edisi 12, Buku 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta:2008.
4.      Kenneth C.Laudon. Jane P.Laudon, SISTEM INFORMASI MANAJEMEN, Edisi 10, Buku 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta:2008.
5.      AH Pohan, Be A Smart Leader: Rahasia di Balik Keputusan CEO dan Manajer Hebat, Penerbit Pustaka Grhatama(Anggota Ikapi), Jogjakarta:2010.
6.      Malcom Brownlee, PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS DAN FAKTOR-FAKTOR DI DALAMNYA -- Cet. 12, PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta: Gunung Mulia, 2006.
7.      Nachrowi Djalan Nachrowi, PhD. Hardius Uman, Msi, TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN, Grasinda Gramedia Indonesia.

8.      Lastiko Runtuwene, S.Ag, M.Pd,  Jurnal: KEPEMIMPINAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PARTISIPATIF DALAM ORGANISASI PENDIDIKAN-SEKOLAH. http://sulut.kemenag.go.id/file/file/Katolik/xcjq1363633187.pdf. Diakses pada Minggu, 11 Mei 2014, pukul 12.03 WIB.

Kamis, 12 November 2015

KEPEMIMPINAN


KEPEMIMPINAN


A. ARTI PENTING KEPEMIMPINAN

     Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepadapengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukanya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.

B. TIPOLOGI KEPEMIMPINAN

     Tipologi kepemimpinan disusun dengan titik tolak interaksi personal yang ada dalam kelompok . Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat dikelompokkan dalam kelompok tipe berdasarkan jenis-jenisnya antara lain:

1.  Tipe Otokratis

     Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.

2.  Tipe Militeristis

     Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : 

     Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.

3.  Tipe Paternalistis
     
     Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.

4.  Tipe Karismatik
     Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers). 

     Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.

5.  Tipe Demokratis
     
     Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya. 

     Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

C.  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPEMIMPINAN

    Dalam melaksanakan tugas kepemimpinan mempengaruhi orang atau kelompok menuju tujuan tertentu, kita pemimpin, dipengaruhi oleh beberapa factor. Factor-faktor itu berasal dari diri kita sendiri, pandangan kita terhadap manusia, keadaan kelompok dan situasi waktu kepemimpina kita laksanakan. Orang yang memandang kepemimpinan sebagai status dan hak untuk mendapatkan fasilitas, uang, barang, jelas akan menunjukkan praktek kepemimpinan yang tidak sama dengan orang yang mengartikan kepemimpinan sebagai pelayanan kesejahteraan orang yang dipimpinnya. 

    Factor-faktor yang berasal dari kita sendiri yang mempengaruhi kepemimpinan kita adalah pengertian kita tentang kepemimpinan, nilai atau hal yang kita kejar dalam kepemimpinan, cara kita menduduki tingkat pemimpin dan pengalaman yang kita miliki dalam bidang kepemimpinan.

D.  IMPLIKASI MANAJERIAL KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

    Sebab yang terjadi bila implikasi manajerial kepemimpinan dalam organisasi adalah akan menciptakan kepemimpinan yang baik karna adanya proses manajemen yang direncakan, karena induk dari sebuah perusahaan adalah pemimpin jadi bila pemimpin nya berkualitas maka perusahaan tersebut akan menjukukan kualitasnya.

Daftar pustaka :
Jumat, 13 November 2015. Pukul [01.00]

1. Google image : https://www.google.co.id/search?q=kepemimpinan&es_sm=93&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0CAcQ_AUoAWoVChMIpMC6nLWLyQIVg-cmCh3D1wB_
2. Desndesty , tentangmu, hidupku, inspirasi dan tugas :http://desndesty.blogspot.com/2012/11/arti-penting-kepemimpinan-dalam_7976.html
3. Zuhair zain, this is my Blog Universitas Gunadarma :http://zavina19.blogspot.com/2014/03/teori-dan-arti-penting-kepemimpinan.html
4. Kajian pustaka : http://www.kajianpustaka.com/2012/11/pemimpin-dan-kepemimpinan.html#.UWIpo6KBnvs.kepemimpinan.html#.UWlPo6KBnvs
5. Google, Wikipedia Kepemimpinan : https://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan 

Rabu, 11 November 2015

SET INSTRUKSI DAN PENGALAMATAN

SET INSTRUKSI DAN PENGALAMATAN



Disusun oleh : 2KA04

Nama : Dimas Raka Setti
NPM : 13114119
Kelas : 2 KA04

JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA


Kata Pengantar


            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, kami diberikan kesempatan dan kesehatan untuk menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini yang berjudul “Set Instruksi dan Pengalamatan”.
           

Makalah ini disusun dengan tujuan utama menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar Organisasi dan Arsitektur Komputer. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini dan kepada dosen mata kuliah Pengantar Organisasi dan Arsitektur Komputer, Henki Firdaus. Terima kasih juga kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.


Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pengalaman dan ilmu yang dimiliki masih terbatas dan terdapat banyak kekurangan sehingga penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Namun penulis tetap bersyukur karena dengan bimbingan dan bantuan semua pihak, makalah ini dapat diselesaikan. Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun guna mencapai hasil yang lebih baik. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi yang pembaca.



Jakarta, November 2015


                                                                       
          Penulis
  




BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Set instruksi merupakan sederetan bit yang menggambarkan letak lokasi instruksi yang harus dijalankan oleh mesin secara spesifik. Perancangan format instruksi sendiri merupakan proses yang kompleks. Dalam pembuatan set instruksi tersebut harus diperhatikan beberapa hal, antara lain: panjang dari set instruksi, keseragaman bentuk set instruksi, jumlah opcode serta operand yang mengikuti opcode tersebut, dan bagaimana mode addressing ditentukan. Pada prakteknya format set instruksi menentukan hampir keseluruhan arsitektur komputer baik secara hardware maupun logic.

Berdasarkan bentuk set instruksinya, arsitektur computer didunia dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu RISC dan CISC. Perbedaan yang paling mencolok dari kedua jenis arsitektur computer ini adalah RISC (Reduce Instruction Set Computer) menggunakan set instruksi yang lebih sederhana dibandingkan dengan  CISC (Complex Instruction Set Computer).


Perumusan Masalah

    Dalam menyusun makalah ini, penulis merumuskan beberapa masalah berkaitan dengan :
1. Karaktersitik Instruksi Mesin
2. Tipe-tipe Operand dan Operasi
3. Pengalamatan
4. Format Instruksi

1.3  Tujuan Penulisan

    Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu sebagi berikut :
1.      Untuk menambah ilmu dan pengetahuan mengenai masalah yang diangkat dalam makalah.
2.      Untuk memberikan pengetahuan tentang Set Instruksi dan Pengalamat.

1.4 Metode Penulisan

    Dalam menyusun makalah ini, penulis menggunakan metode literatur yaitu dengan mengkaji buku sebagai acuan yang sesuai dengan pembahasan dan browsing data di internet.


BAB 2
SET INSTRUKSI

2.1 Karakteristik Instruksi Mesin

·         Karakteristik adalah ciri-ciri khusus atau mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu.
·         Instruksi adalah perintah atau arahan (untuk melakukan suatu pekerjaan atau melaksanakan suatu tugas.
·         Mesin adalah perkakas untuk menggerakkan, atau membuat sesuatu yang dijalankan dengan roda-roda dan digerakkan oleh tenaga manusia atau motor penggerak yang menggunakan bahan bakar minyak atau tenaga alam.
·         karakteristik-karakteristik instruksi mesin adalah ciri-ciri khusus atau sifat khas yang dimiliki oleh instruksi-instruksi atau kode operasi dalam pemrograman komputer.
·         Instruksi mesin (machine instruction) yang dieksekusi membentuk suatu operasi dan berbagai macam fungsi CPU.
·         Kumpulan fungsi yang dapat dieksekusi CPU disebut set instruksi (instruction set) CPU.
Mempelajari karakteristik instruksi mesin, meliputi :
Ø  Elemen-elemen instruksi mesin
Ø  Representasi instruksinya
Ø  Jenis-jenis instruksi
Ø  Penggunaan alamat
Ø  Rancangan set instruksi


A.    Elemen Instruksi Mesin
Untuk dapat dieksekusi suatu instruksi harus berisi elemen informasi yang diperlukan CPU secara lengkap dan jelas, antara lain :
1.      Operation code (Op code)

Menspesifikasi operasi yang akan dilakukan. Kode operasi berbentuk kode biner.
2.      Source Operand reference

Operasi dapat berasal dari lebih satu sumber. Operand adalah input operasi.
3.      Result Operand reference

Merupakan hasil atau keluaran operasi
4.      Next Instruction reference

Elemen ini menginformasikan CPU posisi instruksi berikutnya yang harus diambil dan dieksekusi.

B.     Representasi Instruksi

·         Instruksi komputer direpresentasikan oleh sekumpulan bit. Instruksi dibagi menjadi beberapa field.
·         Field-field ini diisi oleh elemen-elemen instruksi yang membawa informasi bagi operasi CPU.
·         Layout instruksi dikenal dengan format instruksi.


Format Instruksi
 



Kode operasi (op code) direpresentasikan dengan singkatan-singkatan, yang disebut mnemonic. Mnemonic mengindikasikan suatu operasi bagi CPU.

Contoh mnemonic adalah :
ADD = penambahan
SUB = substract (pengurangan)
LOAD = muatkan data ke memori

Contoh representasi operand secara simbolik :

·         ADD X, Y artinya tambahkan nilai yang berada pada lokasi Y ke isi register X, dan simpan hasilnya di register X.
·         Programmer dapat menuliskan program bahasa mesin dalam bentuk simbolik.
·         Setiap op code simbolik memiliki representasi biner yang tetap dan programmer dapat menetapkan lokasi masing-masing operand.

C.    Jenis - Jenis Instruksi

·         Pengolahan data (data processing),

meliputi operasi-operasi aritmetika dan logika. Operasi aritmetika memiliki kemampuan komputasi untuk pengolahan data numerik. Sedangkan instruksi logika beroperasi terhadap bit-bit word sebagai bit, bukannya sebagai bilangan, sehingga instruksi ini memiliki kemampuan untuk pengolahan data lain.
·         Perpindahan data(data movement),

berisi instruksi perpindahan data antar register maupun modul I/O. Untuk dapat diolah oleh CPU maka diperlukan instruksi-instruksi yang bertugas memindahkan data operand yang diperlukan.
·         Penyimpanan data (data storage),

berisi instruksi-instruksi penyimpanan ke memori. Instruksi penyimpanan sangat penting dalam operasi komputasi, karena data tersebut akan digunakan untuk operasi berikutnya, minimal untuk ditampilkan pada layar harus diadakan penyimpanan walaupun sementara.
·         Kontrol aliran program (program flow control),

berisi instruksi pengontrolan operasi dan pencabangan. Instruksi ini berguna untuk pengontrolan status dan mengoperasikan percabangan ke set instruksi lain.
Contoh suatu ekspresi bilangan :

X = X + Y;
X dan Y berkorespondensi dengan lokasi 513 dan 514.

Pernyataan dalam bahasa tingkat tinggi tersebut menginstruksikan komputer untuk melakukan langkah berikut ini :
-Muatkan sebuah register dengan isi lokasi memori 513.
-Tambahkan isi lokasi memori 514 ke register.
-Simpan isi register ke lokasi memori 513.



Korelasi:
·         Terlihat hubungan antara ekspresi bahasa tingkat tinggi dengan bahasa mesin.
·         Dalam bahasa tingkat tinggi, operasi dinyatakan dalam bentuk aljabar singkat menggunakan variabel.
·         Dalam bahasa mesin hal tersebut diekspresikan dalam operasi perpindahan antar register.

D.    Jumlah Alamat
Jumlah register atau alamat yang digunakan dalam operasi CPU tergantung format operasi masing-masing CPU. Ada format operasi yang menggunakan 3, 2, 1 dan 0 register. Umumnya yang digunakan adalah 2 register dalam suatu operasi. Desain CPU saat ini telah menggunakan 3 alamat dalam suatu operasi, terutama dalam MIPS (Million Instruction per Second). Alamat per instruksi yang lebih sedikit akan membuat instruksi lebih sederhana dan pendek, tetapi lebih sulit mengimplementasikan fungsi-fungsi yang kita inginkan. Karena instruksi CPU sederhana maka rancangan CPU juga lebih sederhana.
Jumlah bit dan referensi per instruksi lebih sedikit sehingga fetch dan eksekusi lebih cepat. Jumlah instruksi per program biasanya jauh lebih banyak. Pada jumlah alamat per instruksi banyak, jumlah bit dan referensi instruksi lebih banyak sehingga waktu eksekusi lebih lama. Diperlukan register CPU yang banyak, namun operasi antar register lebih cepat. Lebih mudah mengimplementasikan fungsi-fungsi yang kita inginkan. Jumlah instruksi perprogram jauh lebih sedikit. Untuk lebih jelas perhatikan contoh instruksi-instruksi dengan jumlah register berbeda untuk menyelesaikan persoalan yang sama. Contoh penggunaan set instruksi dengan alamat 1, 2, dan 3 untuk menyelesaikan operasi hitungan.


Y = (A - B) / (C + D * E)
Saya akan mencoba menjelaskan ketiga instruksi di atas.

Instruksi 3 alamat :
1.      Pertama, A - B lalu disimpan di Y.
2.      Lalu kita mengalikan D dan E lalu disimpan di register baru yaitu T.
3.      T tersebut lalu ditambahkan dengan register C dan disimpan di register T.
4.      Lalu register Y, yaitu hasil dari A - B tadi dibagi dengan register T lalu disimpan di register Y.
5.      Bisa kita lihat,untuk instruksi 3 alamat, setiap instruksi terdiri dari 3 register.
Instruksi 2 alamat :
1.      Pertama register A dipindahkan ke Y.
2.      Register Y dikurangi dengan register B dan disimpan di register Y. A - B sudah didapatkan, simpan di register Y.
3.      Selanjutnya register D dipindahkan ke register T, lalu register T dikalikan dengan register E dan disimpan di register T. Singkatnya, D*E itu sama dengan T*E dan disimpan di register T, cara ini digunakan karena kita memakain instruksi 2 alamat.
4.      Lalu register T ditambahkan dengan register C dan disimpan di register T.

(C + D * E) sudah didapatkan dan disimpan di register T.
5.      Lalu terakhir register Y yang sudah kita dapatkan tadi dibagi dengan register T dan disimpan di register Y.
6.      Bisa kita lihat, instruksi 2 alamat memakai 2 instruksi, seperti Y dan A, Y dan B, T dan D, dan seterusnya.

Instruksi 1 alamat :
1.      Pada istruksi tentu saja kita hanya menggunakan 1 instruksi.
2.      Pertama LOAD D ke AC (Accumulator).
3.      Lalu AC dikalikan dengan register E dan disimpan di AC.
4.      Register AC lalu ditambahkan dengan register C dan disimpan di register AC.
5.      Simpan register AC ke register Y.
6.      LOAD lagi register A ke AC.
7.      Register AC lalu dikurangkan dengan register B dan disimpan di register AC.
8.      Lalu register AC dibagi dengan regiser Y dan disimpan di register AC.
9.      Simpan register AC ke register Y.

Spesifikasi instruksi 3 alamat :

-Simbolik : a = b + c.
-Format alamat : hasil, operand 1, operand 2.
-Digunakan dalam arsitektur MIPS.
-Memerlukan word panjang dalam suatu instruksi.

Spesifikasi instruksi 2 alamat :
-Simbolik : a = a + b.
-Satu alamat diisi operand terlebih dahulu kemudian digunakan untuk menyimpan hasilnya.
-Tidak memerlukan instruksi yang panjang.
-Jumlah instruksi per program akan lebih banyak daripada 3 alamat.
-Diperlukan penyimpanan sementara untuk menyimpan hasil.

Spesifikasi instruksi 1 alamat :
-Memerlukan alamat implisit untuk operasi.
-Menggunakan register akumulator (AC) dan digunakan pada mesin lama.

Spesifikasi instruksi 0 alamat :
-Seluruh alamat yang digunakan implisit.
-Digunakan pada organisasi memori, terutama operasi stack.


E.     Rancangan Set Instruksi
Aspek paling menarik dalam arsitektur komputer adalah perancangan set instruksi, karena rancangan ini berpengaruh banyak pada aspek lainnya.

-Set instruksi menentukan banyak fungsi yang harus dilakukan CPU.
-Set instruksi merupakan alat bagi para pemrogram untuk mengontrol kerja CPU.
Pertimbangan : Kebutuhan pemrogram menjadi bahan pertimbangan dalam merancang set instruksi.


Masalah rancangan yang fundamental meliputi :
·         Operation repertoire :

Berapa banyak dan operasi-operasi apa yang harus tersedia.
Sekompleks apakah operasi itu seharusnya.

·         Data types :

Jenis data.
Format data.

·         Instruction format :

Panjang instruksi.
Jumlah alamat.
Ukuran field.

·         Registers :

Jumlah register CPU yang dapat direferensikan oleh instruksi, dan fungsinya.
·         Addressing :

Mode untuk menspesifikasi alamat suatu operand.





2.2 Operand dari Operasi

Operand adalah sebuah objek yang ada pada operasi matematika yang dapat digunakan untuk melakukan operasi. Operand atau operator dalam bahasa C berbentuk simbol bukan berbentuk keyword atau kata yang biasa ada di bahasa pemrograman lain. Simbol yang digunakan bukan karakter yang ada dalam abjad tapi ada pada keyboard kita seperti =,,* dan sebagainya.


Melihat dari sumbernya, operand suatu operasi dapat berada di salah satu dari ketiga daerah berikut ini :

1.      Memori utama atau memori virtual
2.      Register CPU
3.      Perangkat I/O
Tipe-tipe operand diantaranya :
1.      Addresses (akan dibahas pada addressing modes)
2.      Numbers :

- Integer or fixed point
- Floating point
- Decimal (BCD)

3.      Characters :

- ASCII
- EBCDIC

4.      Logical Data : Bila data berbentuk binary: 0 dan 1
Jenis-jenis operator adalah sebagai berikut :
1.      Operator Aritmetika

Operator untuk melakukan fungsi aritmetika seperti : +(penjumlahan), – (mengurangkan), * (mengalikan), / (membagi).

2.      Operator relational    

Operator untuk menyatakan relasi atau perbandingan antara dua operand, seperti > (lebih besr), =(lebih besar atau sama), <= (lebih kecil atau sama), == (sama), != (tidak sama).

3.      Operator Logik

Operator untuk merelasikan operand secara logis seperti && (and), || (or), !(not).
Tindakan CPU sama dengan arithmetic

Operasi set instruksi untuk operasi logical :
1.  AND, OR, NOT, EXOR
2.  COMPARE : melakukan perbandingan logika.
3.  TEST : menguji kondisi tertentu.
4.  SHIFT : operand menggeser ke kiri atau kanan menyebabkan konstanta pada ujung bit.
5. ROTATE : operand menggeser ke kiri atau ke kanan dengan ujung yang terjalin

A.    Tipe Operasi
Dalam perancangan arsitektur komputer, jumlah kode operasi akan sangat berbeda untuk masing-masing komputer, tetapi terdapat kemiripan dalam jenis operasinya.


Jenis Operasi Komputer


Transfer data


Logika

  
Kontrol sistem dan transfer kontrol



Input/Output

  

Konversi







BAB 3
MODE DAN FORMAT SET PENGALAMATAN INTRUKSI
3.1 Mode Pengalamatan
Mode pengalamatan adalah bagaimana cara menunjuk dan  mengalamati suatu lokasi memori pada sebuah alamat dimana operand akan diambil. Mode pengalamatan diterapkan pada set instruksi, dimana pada umumnya instruksi terdiri dari opcode (kode operasi) dan alamat. Setiap mode pengalamatan memberikan fleksibilitas khusus yang sangat penting.
Tujuan yang mempengaruhi arsitektur komputer ketika memilih mode pengalamatan:
·         Mengurangi panjang instruksi dengan mempunyai medan yang pendek untuk alamat.
·         Menyediakan bantuan yang tangguh kepada pemrogram untuk penanganan data kompleks seperti pengindeksan sebuah array, control loop, relokasi program dan sebagainya.
A. Jenis-jenis Pengalamatan
1. Direct Addresing

Dalam mode pengalamatan direct addressing, harga yang akan dipakai diambil langsung dalam alamat memori lain. Contohnya: MOV A,30h. Dalam instruksi ini akan dibaca data dari RAM internal dengan alamat 30h dan kemudian disimpan dalam akumulator. Mode pengalamatan ini cukup cepat, meskipun harga yang didapat tidak langsung seperti immediate, namun cukup cepat karena disimpan dalam RAM internal. Demikian pula akan lebih mudah menggunakan mode ini daripada mode immediate karena harga yang didapat bisa dari lokasi memori yang mungkin variabel.

Kelebihan :
·         Field alamat berisi efektif address sebuah operand
Kekurangan :
·         Keterbatasan field alamat karena panjang field alamat biasanya lebih kecil dibandingkan panjang word
Contoh :
ADD A ; tambahkan isi pada lokasi alamat A ke akumulator

2. Indirect Addresing
Mode pengalamatan indirect addressing sangat berguna karena dapat memberikan fleksibilitas tinggi dalam mengalamati suatu harga. Mode ini pula satu-satunya cara untuk mengakses 128 byte lebih dari RAM internal pada keluarga 8052.Contoh: MOV A,@R0. Dalam instruksi tersebut, 89C51 akan mengambil harga yang berada pada alamat memori yang ditunjukkan oleh isi dari R0 dan kemudian mengisikannya ke akumulator. Mode pengalamatan indirect addressing selalu merujuk pada RAM internal dan tidak pernah merujuk pada SFR. Karena itu, menggunakan mode ini untuk mengalamati alamat lebih dari 7Fh hanya digunakan untuk keluarga 8052 yang memiliki 256 byte spasi RAM internal.
Kelebihan dan kekurangan dari Indirect Addresing antara lain :

 Kelebihan

·         Ruang bagi alamat menjadi besar sehingga semakin banyak alamat yang dapat referensi
Kekurangan
·         Diperlukan referensi memori ganda dalam satu fetch sehingga memperlambat proses operasi

Contoh :
ADD (A) ; tambahkan isi memori yang ditunjuk oleh isi alamat A ke akumulator

3. Immediate Addresing
Mode pengalamatan immediate addressing sangat umum dipakai karena harga yang akan disimpan dalam memori langsung mengikuti kode operasi dalam memori. Dengan kata lain, tidak diperlukan pengambilan harga dari alamat lain untuk disimpan. Contohnya: MOV A,#20h. Dalam instruksi tersebut, akumulator akan diisi dengan harga yang langsung mengikutinya, dalam hal ini 20h. Mode ini sangatlah cepat karena harga yang dipakai langsung tersedia.
Kelebihan dan kekurangan dari Immedieate Addresing antara lain :
Keuntungan
·         Tidak adanya referensi memori selain dari instruksi yang diperlukan untuk memperoleh operand
·         Menghemat siklus instruksi sehingga proses keseluruhan akan cepat
Kekurangan
·         Ukuran bilangan dibatasi oleh ukuran field alamat




4. Register Addressing

Pada metode ini operand berada pada register, cara kerja metode ini mirip dengan mode pengalamatan langsung. Perbedaannya terletak pada field alamat yang mengacu pada register, bukan pada memori utama. Field yang mereferensi register memiliki panjang 3 atau 4 bit, sehingga dapat mereferensi 8 atau 16 register general purpose, jadi kesimpulan perbedaannya yaitu CPU mengakses alamat register bukan alamat memori.
Kelebihan dan kekurangan Register Addressing :
Keuntungan pengalamatan register
·         Diperlukan field alamat berukuran kecil dalam instruksi dan tidak diperlukan referensi memori
·         Akses ke regster lebih cepat daripada akses ke memori, sehingga proses eksekusi akan lebih cepat
 Kerugian
·         Ruang alamat menjadi terbatas

5. Register Indirect Addressing
Metode pengalamatan register tidak langsung mirip dengan mode pengalamatan tidak langsung  Perbedaannya adalah field alamat mengacu pada alamat register.Letak operand berada pada memori yang dituju oleh isi register
Kelebihanan dan kekurangan pengalamatan register tidak langsung adalah sama dengan pengalamatan tidak langsung
·         Keterbatasan field alamat  diatasi dengan pengaksesan memori yang tidak langsung sehingga alamat yang dapat direferensi makin banyak.
·          Dalam satu siklus pengambilan dan penyimpanan, mode pengalamatan register tidak langsung hanya menggunakan satu referensi memori utama sehingga lebih cepat daripada mode pengalamatan tidak langsung.




6. Displacement Addressing
Displacement Addressing adalah menggabungkan kemampuan pengalamatan langsung dan pengalamatan register tidak langsung. Mode ini mensyaratkan instruksi memiliki dua buah field alamat, sedikitnya sebuah field yang eksplisit
Field eksplisit bernilai A dan field implisit mengarah pada register.
Ada tiga model displacement, yaitu:
1.      Relative addressing adalah Register yang direferensi secara implisit adalah progra counter (PC)
·         Alamat efektif relative addresing didapatkan dari alamat instruksi saat itu ditambahkan ke field alamat
·         Relativ addressing memanfaatkan konsep lokalitas memori untuk menyediakan operand-operand berikutnya
2.      Base register addresing adalah register yang direferensi berisi sebuah alamat memori, dan field alamat berisi perpindahan dari alamat itu.
·         Referensi register dapat eksplisit maupun implisit
·         Memanfaatkan konsep lokalitas memori.
3.      Indexing adalah field alamat mereferensi alamat memori utama, dan register yang direferensikan berisi pemindahan positif dari alamat tersebut
·         Merupakan kebalikan dari mode base register.
·         Field alamat dianggap sebagai alamat memori dalam indexing.
·         Manfaat penting dari indexing adalah untuk eksekusi program-program iterative.
Contoh :
Field eksplisit bernilai A dan field imlisit mengarah pada register

7. Stack Addresing
Stack adalah array lokasi yang linier = pushdown list = last-in-first-out. Stack Operand berada pada stack, operand secara berkala dimasukan ke stack sehingga ketika operand dibutuhkan maka operand sudah berada pada “top of the stack”. Teknik pengalamatan tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan komputasi yang dilakukan oleh computer yang secara garis besar dapat dibagi kedalam tiga kategori yaitu:



·         Operasi load (memasukan data).



·         Operasi branch (percabangan).                                                                                              



·         Operasi aritmatik dan logika.





BAB 4
PENUTUP



4.1 KESIMPULAN

Dapat ditarik kesimpulan bahwa instruksi-instruksi mesin harus mampu  mengolah data sebagai implementasi keinginan-keinginan kita terdapat kumpulan unit set instruksi yang dapat digolongkan dalam jenis-jenisnya, yaitu :

1.      Pengolahan data (data processing)

Meliputi operasi-operasi aritmatika dan logika, operasi aritmatika memiliki kemapuna komputasi untuk pengolahan data numrik, sedangkan instruksi logika beroperasi terhadap bit-bit, bukannya sebagi bilangan, sehingga insrtuksi ini memiliki kemampuan untuk pengolahan data lain.

2.      Perpindahan data ( data movement)

Berisi instruksi perpindahan data antar register maupun modul I/O.untuk dapat diolah oleh CPU maka diperlukan operasi-operasi yang bertugas memindahkan data operand yang diperlukan.

3.      Penyimpanan data ( data storage)

Berisi instruksi-instruksi penyimpanan ke memori, instruksi penyimpanan sangat penting dalam operasi komputasi, karena data tersebut akan digunakan untuk operasi berikutnya, minimal untuk ditampilkan pada layar harus diadakanpenyimpanan walaupun sementara.


4.       Control aliran program ( program flow control)

Berisi instruksi pengontrolan operasi dan pencabangan, instruksi ini berguna untuk pengontrolan status dan mengoperasikan pencabangan ke set instruksi lain.








DAFTAR PUSTAKA