Jumat, 03 Maret 2017

Patahan Ranting


Ubasuteyama (姥捨て山  atau うばすてやま?, Gunung Pembuangan Nenek). Pada jaman dahulu, di Jepang ada semacam kebiasaan untuk membuang orang lanjut usia ke tengah hutan. Mereka yang sudah lemah tak berdaya dibawa ke tengah hutan yang lebat, dan selanjutnya tidak diketahui lagi nasibnya, dengan alasan tradisi dan untuk mengurangi mulut yang harus diberi makan.

Alkisah hiduplah seorang pemuda dengan ibunya yang tua rentan tak berdaya di gubuk dekat kaki gunung. Pemuda ini amat sangat sedih, Karena pada hari itu juga dia berencana membuang ibunya yang tua dan tidak berdaya ke hutan. Dengan berat hati Ia pun harus melakukannya, Ia lalu berkata pada ibunya :

“ Bu.. mari kita berjalan-jalan sejenak didekat hutan, agar nantinya ibu tidak jenuh di kamar yang sempit ini”. 

Ibunya pun langsung meng-ia-kan perkataan anaknya. Ia tahu maksud dari ajakan si anak bukan lah untuk mengajak dirinya berjalan-jalan semata, melainkan untuk membuang dirinya ke tengah hutan. Sang ibu pun menjawab sambal tersenyum tulus :

“Baik lah anak ku mari kita berjalan-jalan sejenak, tetapi mau kah kau menggendongku ? karena aku sudah tidak berdaya bahkan berjalan pun aku tak sanggup ”. 

Si anak laki-laki ini menggendong ibunya sampai ke tengah hutan. Selama dalam perjalanan, si ibu berusaha keras menggapai dan mematahkan ranting-ranting kecil yang berada disepanjang jalan, dengan tangannya tuanya saat iya di gendong oleh anaknya . Setelah sampai di tengah hutan, si anak menurunkan sang ibu.

"Bu, kita sudah sampai",kata si anak. Ada perasaan sedih di hati si anak. Entah kenapa dia tega melakukannya.

Si ibu , dengan tatapan penuh kasih berkata :
"Nak, Ibu sangat mengasihi dan mencintaimu. Sejak kamu kecil, Ibu memberikan semua kasih sayang dan cinta yang ibu miliki dengan tulus. Dan sampai detik ini pun kasih sayang dan cinta itu tidak berkurang. Nak, Ibu tidak ingin kamu nanti pulang tersesat dan mendapat celaka di jalan. Makanya Ibu tadi mematahkan ranting-ranting pohon, agar bisa kamu jadikan petunjuk jalan".

Mendengar kata-kata ibunya tadi, hancurlah hati si anak. Dia peluk ibunya erat-erat sambil menangis. Dia membawa kembali ibunya pulang, dan ,merawatnya dengan baik sampai ibunya meninggal dunia.

Mungkin cerita diatas hanya dongeng. Tapi di jaman sekarang, tak sedikit kita jumpai kejadian yang mirip cerita diatas. Banyak manula yang terabaikan, entah karena anak-anaknya sibuk bisnis dll. Orang tua terpinggirkan, dan hidup kesepian hingga ajal tiba. kadang hanya dimasukkan panti jompo, dan ditengok jkalau ada waktu saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar